agama merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan dalam penanganan gangguan jiwa.
Pemanfaatan konsep agama ini dilakukan melalui terapi holistik yang
melibatkan penanganan biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Hal ini disampaikan oleh Prof Dr dr Dadang Hawari, Psikiater ahli kejiwaan.
Sebenarnya penanganan melalui agama sudah banyak dilakukan. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan konsep keagamaan kedudukannya
sama dengan dimensi fisik, psikologis, dan psikososial.
Menurut Hawari, setiap dokter sebaiknya perlu untuk memandang kondisi
seseorang secara holistik, seperti, fisik, jiwa, dan juga agama. Selama
ini, konsep agama sangat membantu penanganan pasien kejiwaan.
Seperti yang kita tahu, kata Prof Hawari, semua agama pada dasarnya
sama. Semua itu memberikan anjuran dan larangan bagi pengikut agama
untuk hidup dengan benar. Bila setiap pemeluk agama mengikuti ajaran
agama masing-masing, maka mereka seharusnya bisa mengendalikan diri dan
terhindari dari penyimpangan perilaku.
Bahkan dalam agama juga melarang perilaku yang menyimpang seperti
mengkonsumsi narkotika, minuman memabukkan yang berpotensi merusak jiwa,
bermain judi merusak nilai moral, mencuri termasuk korupsi, dan bermain
perempuan, dan penyimpangan seksual lainnya.
Oleh karena itu, pemeluk agama pun harus mengikuti ajaran agamanya
dengan taat, sebab agama merupakan seperangkat aturan yang mencegah
manusia terkena kerugian materiil, penyimpangan perilaku dan gangguan
jiwa. (mba-kmp)
Agama sangat berperan penting terhadap kesehatan mental manusia. Jiwa
seseorang sedang terganggu atau adanya gangguan mental jika ia jauh
dari agama. Hal tersebut mengakibatkan jiwanya resah tak menentu bak cando balam baru basangkak,
yang berdampak terhadap jasmaninya.hal tersebut dapat kita lihat dari
perasaan takut , kehilangan nafsu makan atau susah tidur yang dirasakan
oleh manusia tersebut. Situasi kesal dan jengkel, jantung seseorang
bisa berdetak lebih kencang dan tidak normal, sehingga istilah sakik ati dan makan ati, mencerminkan adanya hubungan timbale balik antara jiwa(mental/rohani) dengan jasmani manusia.
Gangguan jiwa yang menyiksa manusia, menjadikan agama sebagai tempat
yang pas dalam melakukan semua pengaduan atas semua permasalahan yang
menimpa. Agamalah yang mampu sebagai obat penawar yang teramat ampuh
untuk menyembuhkannya, karena agama memberikan bimbingan rohani bagi
manusia baik di kala suka, maupun di kala duka. Saat hati gelisah, jiwa
tak tenang lantaran persoalan dunia, maka dengan mengingat Allah jiwa
akan tenang sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Ar-Ra’d 28 yang
artinya “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Ayat di atas sangat jelas bahwa agama sangat berpengaruh terhadap
kesehatan mental. Agama diibaratkan seperti alat musik, seandainya kita
mempelajari dan memainkan alat musik tersebut dengan baik dan benar,
tentu alat musik tersebut enak didengar dan memberikan rasa kedamaian
terhadap jiwa kita, namun sebaliknya apabila kita memainkannya tidak
baik, maka alat musik tersebut tidak enak didengar (bising) dan
memberikan rasa tidak nyaman terhadap kita, Begitu juga agama, kalu kita
mempelajari dan menjalankan agama dengan baik, tentu agama akan
memberikan rasa nyaman dan tentram terhadap kita, tetapi sebaliknya
apabila mempelajari agama tidak benar dan tidak menjalankan agama dengan
baik, maka agama akan menjadi penghalang dan meresahkan bagi kita.
Jiwa keberagamaan untuk anak harus di tanamkan sejak anak masih dalam
kandungan. Tapi terkadang faktanya berbeda dari yang diharapkan,
sehingga kita tidak bisa menyalahkan siapapun dalam hidup ini. Dalam
adat minangkabau sendiri “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” sudah mulai memudar. hal ini dapat kita lihat dari hal kecil yang terjadi disekitar kita, seperti tradisi salat ke surau yang sudah mulai memudar, kita tidak mau lagi kembali ke surau. Siapa yang salah dan siapa yang harus disalahkan? lebih baik ini kita kembalikan kepada diri kita sendiri (introspeksi diri).
Bagaimana cara pengobatan gangguan jiwa dengan agama? Itu gampang,
tergantung keyakinan dan cara kita menyikapinya. Penulis punya metode
dalam mengobati gangguan jiwa, dengan menggunakan agama sebagai obatnya,
yaitu ketika kita merasakan gelisah dihati dikarenakan ada masalah,
baik masalah keluarga, teman,maupun masalah pacaran yang mengakibatkan
kita sakik ati atau makan ati, susah tidur, bahkan tidak nafsu makan.
Hal yang pertama sekali yang harus kita lakukan adalah ingat kepada
Allah SWT dan menyakini bahwa ini terjadi dengan izin dari pada Allah
SWT. Kemudian dilarang keras untuk meratapi apa-apa yang akan terjadi,
selanjutnya kalau masalah kita begini, dan kita harus menyakini bahwa
Allah tidak akan membebani hambanya kecuali sesuai dengan kesanggupannya
(Qs. Al-Baqarah 286) dan setiap penciptaan makhluk ataupun kejadian
tidak pernah Allah sia-sia karena pasti ada hikmahnya. Kemudian
memperbanyak membaca Al-Qur’an dan mengerjakan shalat sunnat(Qs.
Al-Baqarah 153).Kalau sudah begitu, pasti kita akan sabar dan iklas
menerima cobaan. Dan insyaAllah gangguan jiwa pada diri manusia akan
terobati. Intinya keyakinan, keikhlasan dan kesabaran
Sabtu, 31 Maret 2012
Mengatasi gangguan Psikis / kejiwaan melalui ritual keagamaan/ kepercayaan masing masing
Diposting oleh eldha devianing putri di 09.06
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar